Launching Logo IRPIMA AL-HUSNA
Ikatan Remaja dan Pemuda Islam Musholla Al-Husna
Kamis, 03 Januari 2013
LOGO IRPIMA AL-HUSNA
Rabu, 05 Desember 2012
Sholat Menunjang Prestasi
Sholat
adalah salah satu bentuk ibadah yang paling vital dan utama setelah
seseorang mengikrarkan syahadat atau berada di dalam Islam. Sholat
menjadi tumpuan bagi seluruh aktivitas ibadah umat muslim. Sholat juga
memegang kendali yang sangat kuat terhadap seluruh aspek kehidupan
seorang muslim. Dan percaya atau tidak percaya, ternyata sholat pun
memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi seorang
muslim.
Sebelumnya,
perlu kami sampaikan bahwa prestasi yang dimaksud dalam Islam bukanlah
sebatas prestasi akademis yang ditunjukkan oleh nilai atau nominal
tertulis saja. Prestasi di dalam Islam adalah kualitas kehidupan yang
dijalani oleh seseorang, yang mencakup cara hidup dan hasil dari
aktivitas kehidupannya tersebut. Namun, prestasi tersebut pun kemudian
juga dapat memompa nilai akademis dalam bentuk nominal tertulis, maupun
nilai-nilai kepribadian yang tidak tertulis, misalnya budi pekerti dan
akhlak orang tersebut. Berikut ini adalah beberapa unsur mendidik yang terdapat di dalam ibadah sholat.
Senantiasa mengajarkan kebaikan
“Bacalah
apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Alquran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut : 45)
Melalui
ayat di atas, dapat kita pahami dengan jelas bahwa Allah swt telah
meyampaikan dengan tegas bahwa sholat dapat mencegah seseorang untuk
melakukan perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Mengapa demikian?
Karena,seseorang yang telah mampu mendirikan dan mengistiqomahkan sholat
dengan baik dan benar, dengan khusyuk, maka ia akan selalu mengingat
Allah swt. Ia akan selalu merasa bersama Allah swt. Kapanpun, di
manapun, dan dalam aktivitas apapun, ia merasa bahwa Allah swt
senantiasa bersamanya, melihatnya, mendengarnya, dan mengawasinya. Kalau
sudah demikian adanya, maka siapa yang akan berani untuk melakukan
maksiat, perbuatan-perbuatan keji dan mungkar? Sebaliknya, ia akan
senantiasa terdorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik atau
amalan-amalan sholeh untuk mendapatkan rahmat dan ridho-Nya.
Menanamkan kedisiplinan
“… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisa : 103)
Tidak
seorang muslim pun dapat mengerjakan sholat dengan semaunya sendiri,
yang kapan ia mau maka saat itulah ia mengerjakan sholat. Sholat
merupakan salah satu ibadah utama umat muslim yang memang sudah
ditetapkan waktunya oleh Allah swt. Tidak ada yang dapat ataupun berhak
untuk merubahnya.
Rasulullah SAW bersabda: “sholatlah seperti aku sholat.” (Al Hadits)
Hadits
di atas juga menegaskan kepada umat muslim bahwa sholat merupakan satu
ibadah yang terikat dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
Allah swt dan Rasulullah saw. Aturan-aturan tersebut diantaranya adalah
adanya rukun dan syarat sahnya sholat, hal-hal yang membatalkan sholat
(perkara yang diharamkan untuk dilakukan ketika sedang sholat), hal-hal
yang diwajibkan, dianjurkan dan disunnahkan untuk dikerjakan ketika
sholat, dan lain-lain.
Dengan
adanya aturan-aturan tersebut, maka diperlukan niat yang kuat dan
kesungguhan hati yang mantap untuk mengistiqomahkan ibadah sholat dengan
baik dan benar, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Tentunya,
bagi mereka yang telah berhasil mematuhi segala aturan-aturan ketat yang
terdapat di dalam ibadah sholat ini, kemudian mampu mengistiqomahkannya
dengan baik dan benar, tentu saja akan tertanam kedisiplinan yang
mantap dalam dirinya untuk senantiasa bertindak sesuai dengan aturan
yang ada. Sikap disiplin akan mendarah daging dalam kehidupannya dan
terealisasi dalam setiap aktivitasnya.
Menanamkan kebersihan
“Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. Al Maidah : 6)
Melalui
firman-Nya, Allah swt telah memerintahkan hambanya yang beriman untuk
selalu bersuci terlebih dahulu ketika hendak mengerjakan sholat. Tentu
saja perintah tersebut merupakan satu syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang muslim sebelum ia mengerjakan sholat.
Sholat
yang tidak didahului dengan bersuci (berwudhu atau bertayamum) tidak
akan diterima oleh Allah swt. Sholat yang demikian tidaklah sah dan
justru akan menimbulkan satu dosa bagi pelakunya.
“Allah tidak akan menerima shalat salah seorang dari kamu apabila telah berhadats hingga dia berwudhu.” (HR. Bukhari)
Pada
perintah-perintah bersuci di atas tentunya telah jelas bahwa sholat
hanya boleh dikerjakan setelah seseorang bersuci, yaitu berwudhu atau
bertayamum (jika berhadats kecil). Ini mengisyaratkan bahwa tidak boleh
melakukan sholat kecuali bagi orang-orang muslim yang berada dalam
keadaan suci. Bersih dari segala bentuk kotoran dan hadas. Dari sini
jelaslah bahwa Sholat mengajarkan umat muslim untuk senantiasa menjaga
dan memelihara kebersihan, yang tentunya harus diaplikasikan dalam
setiap aspek kehidupan, baik jiwa, raga, pakaian, makanan maupun tempat. Melatih konsentrasi
Konsentrasi,
terpusat, fokus, atau khusyuk, merupakan salah satu kunci keberhasilan
bagi setiap aktivitas. Istilah itulah yang senantiasa ditekankan di
dalam pelaksanaan sholat, yaitu khusyuk mengingat Allah swt semata,
khusyuk disetiap bacaannya, dan khusyuk disetiap gerakannya. Ketika
seseorang tengah mengerjakan sholat, maka ia dituntut untuk mengerahkan
segenap jiwa, raga, pikiran, dan hatinya untuk bersatu dalam satu titik,
yaitu mengingat Allah swt. Tidak diperbolehkan lagi melakukan kontak
dengan hal-hal di luar unsur-unsur yang terdapat atau diperbolehkan di
dalam sholat. Mengenai konsentrasi atau khusyuk di dalam sholat ini,
Allah swt telah berfirman yang artinya:
“Beruntunglah
orang-orang yang beriman yaitu orang yang khusyuk dalam shalatnya dan
yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna”. (QS. Al Mukminun: 1-3)
Tekanan
untuk melatih kekhusyuk-an ini dilakukan oleh umat muslim setiap hari
minimal sebanyak lima waktu, sesuai dengan lima waktu sholat fardhu. Dan
latihan ini akan diperkuat lagi dengan melakukan sholat-sholat sunnah
yang begitu banyak macamnya. Pelatihan di dalam sholat yang dilakukan
setiap hari ini, bahkan berkali-kali dalam sehari tentunya akan
membentuk pribadi yang memiliki tingkat konsentrasi yang baik dan
semakin baik dalam kehidupannya. Dan hal ini tentu akan mejadi pendukung
bagi seorang muslim dalam segala aktivitas kehidupan yang dijalaninya.
Membiasakan ucapan yang baik
Shalat
adalah ibadah yang secara langsung berhubungan dengan Allah swt. Di
dalam sholat tersebut terdapat bacaan-bacaan yang semuanya bernilai
kebaikan. Kalimat-kalimat yang mulia berupa pujian, doa, dan pernyataan
penghambaan.
Dengan
selalu memuji kepada Allah, insya Allah akan menimbulkan sikap rendah
hati. Kalimat yang berupa doa-doa sebagai cermin bahwa manusia adalah
makhluk yang tidak memiliki daya dan upaya kecuali atas kehendak Allah
swt semata. Tertanamnya bacaan-bacaan yang bernilai kebaikan dan
kemuilaan tersebut di dalam hati seseorang, akan menjadikannya sebagai
sosok yang selalu berhati-hati dalam berucap dan selalu menghindarkan
diri dari sifat sombong, ujub, dan riya.
Mengajarkan kebersamaan dan persatuan
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku” (QS. Al-Baqarah: 43).
“Suatu
ketika datanglah seorang laki-laki buta kepada Rasulullah saw dengan
tujuan untuk meminta keringanan dalam sholat berjamaah karena kebutaan
yang ada pada dirinya. Lelaki yang buta tersebut berkata kepada
Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang yang buta,
tidak ada seorang penuntun yang dapat menuntunku ke Masjid, maka
bolehkah aku tidak sholat dengan berjamaah dan cukup bagiku sholat di
rumah saja?” Seketika Rasulullah saw memberi keringanan kepada
lelaki tersebut sebagaimana yang ia pinta, namun ketika lelaki itu
hendak beranjak, Rasulullah saw memanggilnya kembali dan bertanya
kepadanya, “Apakah kamu mendengar adzan panggilan sholat?” Orang buta itu menjawab, “Ya”. Maka Rasulullah saw pun bersabda, “Kalau begitu, sambutlah (berangkatlah sholat berjamaah)” (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Demi
Allah yang jiwaku dalam genggamanNya, sungguh aku pernah akan menyuruh
mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan untuk shalat, lalu
adzan pun dikumandangkan. setelah itu, aku menyuruh orang untuk menjadi
imam shalat berjamaah. Lalu aku pergi ke rumah orang-orang yang tidak
memenuhi panggilan shalat, dan aku bakar rumah mereka saat mereka berada
di dalamnya. “(HR. Bukhori Muslim).
“Karena
itu shalatlah dengan berjamaah, karena srigala itu hanya menerkam
kambing yang jauh terpencil dari kawan-kawannya (jamaahnya)” (HR: Abu Daud).
Di
atas merupakan dasar-dasar yang menekankan pentingnya melakukan sholat
berjamaah. Dengan demikian, jelaslah bahwa sholat pun mengajarkan
kebersamaan, silaturahmi, dan memperkuat persatuan dan kesatuan antar
sesama umat muslim.
Di
sini dapat kita pahami bahwa sholat merupakan serangkaian ibadah utama
bagi umat muslim yang di dalamnya sangat menjunjung tinggi adanya suatu
ikatan persaudaraan dan persatuan yang kuat. Dengan demikian, seorang
muslim yang senantiasa mengistiqomahkan sholat berjamaah dengan baik dan
benar, niscaya akan tertanam di dalam dirinya jiwa persatuan yang
sangat kuat, semangat persaudaraan yang tak pernah pupus, dan terus
menguatnya rasa kebersamaan yang begitu hangat.
Melatih kejujuran
“Bacalah
apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Alquran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut : 45)
Sekali
lagi bahwa sholat merupakan salah satu rangkaian ibadah umat muslim
yang berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan keji dan mungkar, jika
diistiqomahkan dengan baik dan benar, dan dilakukan dengan segenap jiwa
dan raga secara menyeluruh dan ikhlas.
Sholat
merupakan ibadah yang masing-masing jumlah rakaat-nya sudah ditetapkan,
tidak ada yang boleh mengurangi ataupun menambahkannya. Dan ternyata,
melalui jumlah rakaat tersebut kita dapat memetik satu hikmah yang
sangat berharga, yaitu kejujuran. Sholat yang rakaatnya telah ditetapkan
dan sudah tidak dapat diutak-atik tersebut ternyata secara tidak
langsung telah mengajarkan seorang muslim untuk senantiasa berlaku
jujur, kapanpun dan dimanapun. Tidak ada seorang muslim yang mengerjakan
sholat ‘ashar sebanyak dua atau tiga rakaat karena terburu-buru atau
karena ia mengerjakannya ditempat yang tertutup. Dan tidak dibenarkan
pula untuk menambahkan jumlah rakaat tertentu semau kita sendiri dengan
tujuan agar mendapatkan pahala yang lebih banyak. Kapanpun dan
dimanapun, pada waktu malam di dalam gua yang terasing sekalipun,
mengerjakan sholat ‘ashar adalah empat rakaat, tidak lebih dan tidak
kurang.
Meskipun
sholat itu dikerjakan secara tersembunyi (tidak dilihat oleh orang
lain), tetap saja rakaat yang boleh dikerjakan adalah yang telah
ditetapkan. Tidak dibenarkan untuk menambahkan maupun mengkorupsikan
rakaat tersebut.
Menghilangkan sifat malas
Sholat
fardhu yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari, sholat shubuh
yang dilakukan pada bagi buta, sholat tahajud yang dilakukan di
sepertiga malam manakala hampir setiap makhluk Allah swt tertidur,
keutamaan sholat berjamaah di masjid, semua itu mengandung unsur-unsur
yang mendidik bagi seorang muslim. Untuk mengerjakan sholat-sholat
tersebut harus melawan satu jenis penyakit yang banyak hinggap dan
bersemayam di dalam dada manusia, yaitu rasa malas.
Di
sini dapat di ambil kesimpulan bahwa sholat dapat meningkatkan prestasi
atau kualitas hidup seorang muslim, minimal mencetak umat muslim dengan
kepribadian sebagai berikut:
- Senantiasa mengajarkan kebaikan
- Disiplin
- Bersih
- Penuh konsentrasi
- Selalu bertutur kata yang baik
- Selalu menjaga ukhuwah Islamiyah dan insaniyah
- Jujur
- Tidak malas (rajin)
Subhanallah! Betapa
mulianya nilai dari ibadah sholat yang merupakan ibadah yang paling
utama bagi umat Islam. Bukankah rangkaian kepribadian yang luhur di atas
merupakan satu prestasi yang sangat gemilang di dalam kehidupan? Rasa
syukur yang tak terhingga marilah sama-sama kita panjatkan kepada Allah
swt yang telah menempatkan kita semua di dalam koridor Islam.
Demikianlah artikel yang cukup sederhana ini, semoga dapat memberikan barokah dan maslahat bagi kita semua. Amin. Sholat Menunjang Prestasi
Wallahua’lam
Disebarkan oleh : Muhammad Faisal ( muhammad.faisal96@yahoo.com ) @faisal_newcamp
Keutamaan Sholat Dhuha

Shalat dhuha
memiliki rahasia yang menakjubkan dengan bertaburkan keutamaan.
Seandainya orang-orang yang melupakannya itu mengetahui keutamaannya,
pastilah mereka tidak akan pernah melewatkan untuk shalat dhuha.
Di antara keutamaannya itu adalah:
pertama, sebagai pengganti sedekah anggota badan. Manusia memiliki 360 sendi, yang setiap sendinya hendaknya dikeluarkan sedekah pada setiap harinya. Tentu, hal ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit untuk dilaksanakan. Akan tetapi, Rasulullah SAW menawarkan solusi praktis untuk mengatasi itu semua, yaitu dengan menggantinya dua rakaat shalat dhuha.
pertama, sebagai pengganti sedekah anggota badan. Manusia memiliki 360 sendi, yang setiap sendinya hendaknya dikeluarkan sedekah pada setiap harinya. Tentu, hal ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit untuk dilaksanakan. Akan tetapi, Rasulullah SAW menawarkan solusi praktis untuk mengatasi itu semua, yaitu dengan menggantinya dua rakaat shalat dhuha.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap sendi
tubuh setiap orang di antara kamu harus disedekahi pada setiap harinya.
Mengucapkan satu kali tasbih (Subhanallah) sama dengan satu sedekah,
satu kali tahmid (Alhamdulillah) sama dengan satu sedekah, satu kali
tahlil (La ilaha illallah) sama dengan satu sedekah, satu kali takbir
(Allahu Akbar) sama dengan satu sedekah, satu kali menyuruh kebaikan
sama dengan satu sedekah, dan satu kali mencegah kemungkaran sama dengan
satu sedekah. Semua itu dapat dicukupi dengan melaksanakan dua rakaat
shalat dhuha.” (HR Muslim dan Abu Dawud).
Kedua, dibangunkan
istana dari emas. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa shalat dhuha 12
rakaat, maka Allah SWT akan membangunkan baginya istana dari emas di
surga.” (HR Ibnu Majah).
Ketiga, diampuni
dosa-dosanya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menjaga shalat
dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di
lautan.” (HR Ibnu Majah).
Dalam hadis yang lain, “Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh kemudian ia duduk dan tidak mengucapkan perkataan yang sia-sia, melainkan berzikir pada Allah SWT hingga menunaikan shalat dhuha empat rakaat, maka dosa-dosanya akan terhapus bersih seperti anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, ia tidak punya dosa.” (HR Abu Ya’la).
Dalam hadis yang lain, “Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh kemudian ia duduk dan tidak mengucapkan perkataan yang sia-sia, melainkan berzikir pada Allah SWT hingga menunaikan shalat dhuha empat rakaat, maka dosa-dosanya akan terhapus bersih seperti anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, ia tidak punya dosa.” (HR Abu Ya’la).
Keempat, dicukupi
kebutuhan hidupnya. Dalam hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak
Adam, rukuklah (shalatlah) karena Aku pada awal siang (shalat dhuha)
empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)-mu sampai sore hari.”
(HR Tirmidzi).
Kelima, mendapat pahala
setara ibadah haji dan umrah. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa
yang shalat Subuh berjamaah kemudian duduk berzikir untuk Allah sampai
matahari terbit kemudian (dilanjutkan dengan) mengerjakan shalat dhuha
dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, sepenuhnya,
sepenuhnya, sepenuhnya.” (HR Tirmidzi).
Keenam, masuk surga
melalui pintu dhuha. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya di surga kelak
terdapat pintu yang bernama adh-Dhuha, dan pada hari kiamat nanti akan
terdengar panggilan, di manakah orang-orang yang melanggengkan shalat
dhuha, ini adalah pintu kalian masuklah kalian dengan rahmat Allah SWT.”
(HR Thabrani).
Saudaraku, begitu banyak keutamaan yang
Allah janjikan kepada orang-orang yang membiasakan shalat dhuha.
Masihkan kita tidak tergiur untuk mengerjakannya? Janji Allah mana lagi
yang akan kita ragukan? Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam.
Disebarkan oleh : Muhammad Faisal ( muhammad.faisal96@yahoo.com ) @faisal_newcamp
Disebarkan oleh : Muhammad Faisal ( muhammad.faisal96@yahoo.com ) @faisal_newcamp
Pentingnya Sholat Tahajud
Membiasakan shalat malam itu berarti mengajak diri kita masuk ke dalam golongan orang-orang shaleh, yang hatinya selalu berdampingan denganAllah swt. Sebagaimana Allah swt berfirman di dalam Alquran :
“Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS : Al-Isro’ : 79).
Sebelum diturunkannya kewajiban shalat lima waktu, shalat malam seperti shalat Tahajud merupakan shalat yang diwajibkan kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu, saat ini umat Islam selalu dianjurkan untuk mendirikan shalat malam seperti shalat Tahajud.
Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: ”Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.” (HR Tirmidzi).
Dalam hadis yang diriwayat Imam Muslim, shalat di waktu malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardu.
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” (HR. Muslim).
Bagi umat Islam, waktu malam bukan sekadar waktu tanpa penerangan matahari. Malam bagi Islam adalah waktu yang sangat berarti dan waktu yang diutamakan oleh Allah SWT.
Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda: “Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” (HR Bukhari dan Muslim).
Pada sebuah hadis lain juga disebutkan, saat saat ijabah (dikabulkannya doa) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. ”Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”
Sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :?“Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya,” (HR Ahmad).
Mengakhiri tulisan ini, sungguh menyayangkan ketika waktu malam hanya kita habiskan untuk melihat kenikmatan dunia.
Ada baiknya turut kita isi dengan shalat malam sebagai bekal di dunia dan akhirat nanti, serta sebagai persiapan menghadapi bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba.
Disebarkan oleh : Muhammad Faisal ( muhammad.faisal96@yahoo.com ) @faisal_newcamp
Selasa, 04 Desember 2012
Kesaksian Palsu
Kesaksian palsu pada saat ini seakan-akan merupakan hal yang biasa saja, padahal suatu kesaksian palsu merupakan salah satu dosa besar.
Berapa banyak orang-orang yang berdusta dalam kesaksiannya. Tidakkah
mereka tahu ataukah mereka pura-pura tidak mengetahuinya? Berikut
keterangan lebih jelas tentang pandangan islam mengenaikesaksian palsu berdasarkan dalil-dalil Alquran dan Sunnah.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
“Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilahperkataan-perkataan dusta, dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia” (Al Hajj: 30-31).
Diriwayatkan
oleh Abdurrahman bin Abi Bakrah Radhiallahu’anhu dari ayahnya, ia
berkata, “Kami sedang berada di sisi Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam lalu beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : “Maukah,
aku kabarkan kepada kalian tentang tiga dosa besar ? (tiga kali) yaitu
menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua,” (ketika beliau
bersender, kemudian beliau duduk dan berkata) : ketahuilah, dan perkataan dosa (Kesaksian palsu).”
Ia berkata : “dan Rasulullah masih terus mengulang-ngulangnya sehingga
kami berkata : “sekiranya beliau diam” (HR Al Bukhari, Fathul Bari :
5/261).
Berulang-ulangnya
peringatan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam tentang kesaksian
palsu tersebut karena banyak orang yang meremehkannya. Di samping banyak
faktor yang mengakibatkan kesaksian palsu, misalnya karena permusuhan,
dengki, dan sebagainya. Juga karena kesaksian palsu mengakibatkan
berbagai bentuk kerusakan di muka bumi. Berapa banyak orang yang
kehilangan hak-haknya karena kesaksian palsu, berapa banyak pula
penganiayaan menimpa orang-orang yang tidak berdosa di sebabkan
kesaksian palsu, atau seseorang mendapatkan sesuatu yang bukan haknya,
atau dinisbatkan kepada nasab yang bukan nasabnya. Semua itu disebabkan
karena kesaksian palsu.
Termasuk menganggap
enteng masalah ini adalah apa yang dilakukan oleh sebagian orang di
pengadilan dengan mengatakan kepada seseorang yang ia temui: “jadilah
saksi untukku, nanti aku akan menjadi saksi untukmu.” Maka laki-laki
itupun memberikan kesaksian atas perkara yang tidak ia ketahui. Misalnya
memberi kesaksian tentang pemilikan tanah, rumah, atau keterangan
bersih diri. Padahal dia tidak pernah bertemu dengan orang tersebut
kecuali di pintu pengadilan atau di koridor / lobi. Ini adalah satu kedustaan. Seharusnya, semua bentuk kesaksian itu adalah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :
“Dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui” ( Yusuf : 81).
Disebarkan oleh : Muhammad Faisal ( muhammad.faisal96@yahoo.com ) @faisal_newcamp
Sumber : http://materidakwah-online.blogspot.com/2011/10/pandangan-islam-tentang-kesaksian-palsu.html
Rabu, 31 Oktober 2012
Tanda-tanda Hari Kiamat
TANDA DATANGNYA HARI KIAMAT | GAMBARAN HARI KIAMAT
Kapan Kiamat Datang..? Hanya Allah SWT Yang Maha Tahu. Kita hanya tahu lewat tanda-tanda akan datangnya hari Kiamat itu. Pada manuskrip peninggalan suku Maya yang tinggal di selatan Meksiko atau Guatemala yang dikenal menguasai ilmu Falak, disebutkan bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012. Disebutkan juga pada waktu itu akan muncul gelombang galaksi yang besar-besaran sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini.
Ramalan akan adanya kiamat pada 2012 dari suku Maya sebenarnya belum diketahui dasar perhitungannya. Tetapi issu ini sudahmenyebar luas lewat media Internet. Sebagai seorang Muslim, kita wajib mengimani bahwa Kiamat ada dan PASTI akan datang. Tapi soal waktunya, tidak ada seorangpun yang tahu, apalagi sampai menyebut tanggal datangnya hari kiamat.
Tentang waktu, kapan kiamat terjadi, kita (umat Islam) hanya diberi sign, berupa tanda-tanda datangnya kiamat. Bila tanda-tanda sudah ada, maka hari yang dimaksud memang sudah dekat. Dan kalau sudah waktunya tiba, tidak ada seorangpun yang bisa memundurkannya atau memajukannya barang sesaat.
TANDA-TANDA DATANGNYA HARI KIAMAT
Tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua : tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa a.s.
Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, “Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)
TANDA-TANDA KECIL DATANGNYA KIAMAT
Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:
1. Diutusnya Rasulullah SAW
Jabir r.a. berkata, “Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)
Jabir r.a. berkata, “Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.”
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.”
Berkata sebagian yang lain, “Rasulullah SAW tidak mendengar.” Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, “Saya, wahai Rasulullah SAW”. Rasulullah SAW berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah SAW Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)
3. Penggembala menjadi kaya
Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim).
Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim).
4. Sungai Efrat berubah menjadi emas
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, “Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, “Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi).
5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
“Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
“Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
6. Banyak terjadi pembunuhan
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim).
7. Munculnya kaum Khawarij
Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).
Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).
8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman
“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani).
“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani).
9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim).
10. Dominannya Fitnah
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya perzinahan
13. Banyaknya kaum wanita
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)
14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
15. Menyebarnya riba dan harta haram
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)
TANDA-TANDA BESAR DATANGNYA KIAMAT
Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.
Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.”
Rasulullah SAW bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)
PERBEDAAN ANTARA TANDA KIAMAT KECIL DAN KIAMAT BESAR
1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.
Manfaat Shalawat Kepada Rasulullah SAW
Fadilah (keutamaan) bershalawat atas nabi sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran bahwa Allah Swt. dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi Muhammad Saw., seperti terlihat dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersha-lawat untuk Nabi... ." (QS.33:56).
Penggalan ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. melimpahkan rahmat bagi Nabi Muhammad Saw. dan para malaikat memintakan ampunan bagi Nabi Muhammad Saw. Karena itu, pada lanjutan ayat tersebut, Allah Swt. menyuruh orang-orang mukmin supaya bershalawat dan memberi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.: "...Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
Untuk mengetahui keutamaan apakah yang diperoleh orang-orang yang bershalawat, baiklah kita perhatikan maksud-maksud hadis yang di bawah lni.
Bersabda Nabi Saw.
"Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).
"Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).
"Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)
"Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).
"Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).
Sabda Rasulullah Saw. yang Artinya: "Barangsiapa -ketika mendengar azan dan iqamat mengucapkan: "Allâhumma Rabba Hâdzih al-Da'wât al-Tâmmah, wa al-Shalât al-Qâ'imati, shalli 'alâ muhammadin 'abdika wa Rasûlika, wa A'tihi al-Washîlata wa al-Fadhîlata, wa al-Darâjata al-Râfi'ata, wa al-Syafâ'ata yawm al-Qiyâmati (Artinya: "Ya Allah, ya Tuhannya seruan yang sempurna ini, serta shalat yang segera didirikan ini, limpahkanlah shalawat untuk Muhammad, hamba dan rasul-Mu. Dan berilah ia wasilah dan fadilah serta derajat yang amat tinggi dan (izin untuk) bersyafaat pada hari Kiamat)..., maka (bagi siapa yang mengucapkan doa tersebut) niscaya akan beroleh syafaatku kelak."
Al-Ghazali didalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."
Diriwayatkan dari Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi, lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"
Dalam kitab yang sama (Ihya) Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipatganda-nya pahala shalawat atas Nabi Saw. adalah karena shalawat itu bukan hanya mengandung satu kebaikan saja, melainkan mengandung banyak kebaikan, sebab di dalamnya ter-cakup :
1. Pembaharuan iman kepada Allah.
2. Pembaharuan iman kepada Rasul.
3. Pengagungan terhadap Rasul.
4. Dengan inayah Allah, memohon kemuliaan baginya.
5. Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan.
6. Dzikrullah.
7. Menyebut orang-orang yang shalih.
8. Menampakkan kasih sayang kepada mereka.
9. Bersungguh-sungguh dan tadharru' dalam berdoa.
10. Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah
Masih banyak keutamaan-keutamaan bagi orang-orang yang melakukan atau membaca shalawat atas Nabi. Namun penyusun hanya menukil beberapa hadis dan qawl (perkataan) ulama.
Adapun faedah atau manfaat bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. sebagaimana dijelaskan hadis-hadis di atas terdapat sembilan belas perkara, yakni:
1. Memperoleh curahan rahmat dan kebajikan dari pada Allah Swt.;
2. Menghasilkan kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan kejahatan;
3. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, apabila kita membacanya 100 Kali;
4. Menjauhkan kerugian, penyesalan dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang shalih;
5. Mendekatkan diri kepada Allah;
6. Memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak;
7. Menghasilkan syafa'at;
8. Memperoleh penyertaan dari Malaikat rahmah;
9. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi; Seseorang yang bershashalawat dan bersalam kepada Nabi, shalawat dan salamnya itu disampaikan kepada Nabi;
10. Membuka kesempatan berbicara dengan Nabi Saw.;
11. Menghilangkan kesusahan, kegundahan dan meluaskan rezeki;
12. Melapangkan dada. Apabila seseorang membaca shalawat 100 kali, maka Allah akan melapangkan dadanya dan memberikan penerangan yang sinar seminarnya ke dalam hatinya;
13. Menghapuskan dosa. Apabila seseorang membaca dengan tetap tiga kali setiap hari, maka Allah akan menghapuskan dosanya;
14. Menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah;
15. Melipatgandakan pahala yang diperoleh. Apabila seseorang bershalawat di hari Jumat, maka Tuhan akan memberikan kepadanya pahala yang berlipat ganda;
16. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah.
17. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah;
18. Melepaskan diri dari kebingungan di hari qiamat. Apabila seseorang meninggalkan shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan kekacauan di hari mahsyar;
Memenuhi satu hak Nabi, atau menunaikan suatu tugas ibadat yang diwajibkan atas kita Apabila sese-orang tidak bershalawat, berartilah ia enggan memenuhi suatu haq Nabi yang wajib ia penuhi
Penggalan ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. melimpahkan rahmat bagi Nabi Muhammad Saw. dan para malaikat memintakan ampunan bagi Nabi Muhammad Saw. Karena itu, pada lanjutan ayat tersebut, Allah Swt. menyuruh orang-orang mukmin supaya bershalawat dan memberi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.: "...Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
Untuk mengetahui keutamaan apakah yang diperoleh orang-orang yang bershalawat, baiklah kita perhatikan maksud-maksud hadis yang di bawah lni.
Bersabda Nabi Saw.
"Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).
"Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).
"Barangsiapa bershalawat untukku dipagi hari sepuluh kali dan di petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafa'atku pada hari qiamat." (HR. Al-Thabrânî)
"Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).
"Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).
Sabda Rasulullah Saw. yang Artinya: "Barangsiapa -ketika mendengar azan dan iqamat mengucapkan: "Allâhumma Rabba Hâdzih al-Da'wât al-Tâmmah, wa al-Shalât al-Qâ'imati, shalli 'alâ muhammadin 'abdika wa Rasûlika, wa A'tihi al-Washîlata wa al-Fadhîlata, wa al-Darâjata al-Râfi'ata, wa al-Syafâ'ata yawm al-Qiyâmati (Artinya: "Ya Allah, ya Tuhannya seruan yang sempurna ini, serta shalat yang segera didirikan ini, limpahkanlah shalawat untuk Muhammad, hamba dan rasul-Mu. Dan berilah ia wasilah dan fadilah serta derajat yang amat tinggi dan (izin untuk) bersyafaat pada hari Kiamat)..., maka (bagi siapa yang mengucapkan doa tersebut) niscaya akan beroleh syafaatku kelak."
Al-Ghazali didalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."
Diriwayatkan dari Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi, lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"
Dalam kitab yang sama (Ihya) Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipatganda-nya pahala shalawat atas Nabi Saw. adalah karena shalawat itu bukan hanya mengandung satu kebaikan saja, melainkan mengandung banyak kebaikan, sebab di dalamnya ter-cakup :
1. Pembaharuan iman kepada Allah.
2. Pembaharuan iman kepada Rasul.
3. Pengagungan terhadap Rasul.
4. Dengan inayah Allah, memohon kemuliaan baginya.
5. Pembaharuan iman kepada Hari Akhir dan berbagai kemuliaan.
6. Dzikrullah.
7. Menyebut orang-orang yang shalih.
8. Menampakkan kasih sayang kepada mereka.
9. Bersungguh-sungguh dan tadharru' dalam berdoa.
10. Pengakuan bahwa seluruh urusan itu berada dalam kekuasaan Allah
Masih banyak keutamaan-keutamaan bagi orang-orang yang melakukan atau membaca shalawat atas Nabi. Namun penyusun hanya menukil beberapa hadis dan qawl (perkataan) ulama.
Adapun faedah atau manfaat bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. sebagaimana dijelaskan hadis-hadis di atas terdapat sembilan belas perkara, yakni:
1. Memperoleh curahan rahmat dan kebajikan dari pada Allah Swt.;
2. Menghasilkan kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan kejahatan;
3. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, apabila kita membacanya 100 Kali;
4. Menjauhkan kerugian, penyesalan dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang shalih;
5. Mendekatkan diri kepada Allah;
6. Memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak;
7. Menghasilkan syafa'at;
8. Memperoleh penyertaan dari Malaikat rahmah;
9. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi; Seseorang yang bershashalawat dan bersalam kepada Nabi, shalawat dan salamnya itu disampaikan kepada Nabi;
10. Membuka kesempatan berbicara dengan Nabi Saw.;
11. Menghilangkan kesusahan, kegundahan dan meluaskan rezeki;
12. Melapangkan dada. Apabila seseorang membaca shalawat 100 kali, maka Allah akan melapangkan dadanya dan memberikan penerangan yang sinar seminarnya ke dalam hatinya;
13. Menghapuskan dosa. Apabila seseorang membaca dengan tetap tiga kali setiap hari, maka Allah akan menghapuskan dosanya;
14. Menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah;
15. Melipatgandakan pahala yang diperoleh. Apabila seseorang bershalawat di hari Jumat, maka Tuhan akan memberikan kepadanya pahala yang berlipat ganda;
16. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah.
17. Menyebabkan doa bisa diterima oleh Allah;
18. Melepaskan diri dari kebingungan di hari qiamat. Apabila seseorang meninggalkan shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan kekacauan di hari mahsyar;
Memenuhi satu hak Nabi, atau menunaikan suatu tugas ibadat yang diwajibkan atas kita Apabila sese-orang tidak bershalawat, berartilah ia enggan memenuhi suatu haq Nabi yang wajib ia penuhi
Langganan:
Postingan (Atom)